Pengaruh Hipnosis Terhadap Motivasi Prestasi Siswa
Prestasi bagi sebagian orang menjadi
suatu kebutuhan, yang muncul melalui dorongan seseorang baik dari sisi
intern maupun dari sisi ekstern. Tidak jarang
kita mendengar pendapat bahwa seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi
akan mencapai prestasi
yang tinggi, begitu
juga sebaliknya. Belakangan ini seringkali
dijumpai fenomena beberapa siswa yang prestasinya menurun dalam pendidikan karena memiliki motivasi
yang rendah.
Sebagaimana
menurut Santrock (2005) menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa kritis dalam pencapaian prestasi. Tekanan sosial dan
akademik memaksa remaja
untuk berprestasi dalam cara-cara yang baru. Sanggup
tidaknya remaja beradaptasi
secara efektif pada tekanan akademik dan sosial yang baru ditentukan oleh faktor psikologis dan motivasi. Motivasi
dan harapan yang rendah untuk sukses seringkali membatasi
prestasi sekolah remaja. Sedangkan sekolah memberikan
suasana untuk mengembangkan diri sendiri sehubungan dengan prestasi.
Selanjutnya
Santrock (2005) menyatakan bahwa prestasi remaja tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual. Siswa yang tidak
lebih cerdas seringkali
memperlihatkan kecenderungan motivasi yang lebih adaptif, misalnya lebih tekun dalam membuat tugas dan
lebih yakin dengan kemampuan mereka untuk memecahkan masalah dapat menjadi
siswa berprestasi. Sebaliknya,
beberapa siswa yang cerdas
memperlihatkan kecenderungan berprestasi yang
kurang, misalnya lebih mudah putus asa dan tidak yakin dengan kemampuan akademisnya sendiri, sehingga cenderung
menjadi siswa yang berprestasi rendah.
Beberapa remaja memiliki keinginan berprestasi yang sangat tinggi dan
mereka menghabiskan banyak waktu
dalam berusaha agar berhasil, sedangkan yang
lainnya tidak termotivasi untuk berhasil dan tidak bekerja
keras agar berhasil.
Sejauh ini
motivasi mempunyai pengaruh besar tehadap prestasi siswa, karena motivasi merupakan salah satu
faktor maupun unsur kepribadian dan perilaku
yang menentukan keberhasilan. McClelland dan Atkinson (Djiwandowo, 2002) mengatakan bahwa motivasi yang paling penting
untuk psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi,
dimana seseorang cenderung berjuang untuk
mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan
sukses atau gagal.
Berkaitan dengan pendapat tersebut,
Kertamuda (2008) menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar motivasi merupakan unsur
penting yang perlu dimiliki oleh
siswa agar dapat melakukan aktivitasnya dengan baik dan diharapkan pula mencapai
prestasi dalam belajarnya. Walau demikian, seringkali terdapat hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan yang dialami siswa di dalam memotivasi dirinya untuk dapat
berprestasi dengan baik. Hambatan-hambatan tersebut
dapat berasal dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya seperti lingkungan tempat siswa berada.
Hipnosis dilakukan
untuk memotivasi siswa dengan harapan
dapat menggali potensi
yang dimiliki siswa dengan memberikan pesan-pesan positif
melalui pikiran bawah sadar.
Metode hipnosis dapat merubah pola pikir menjadi positif, mengembangkan kreativitas, dan memberikan semangat
serta dapat meningkatkan kemampuan belajar, sehingga
siswa termotivasi untuk
berprestasi. Hal tersebut
dijelaskan lebih lanjut
oleh Kahija (2007)
bahwa hipnosis diarahkan
untuk berani mengambil
risiko atas tindakannya, meyakini apa yang dilakukannya, dan bertanggungjawab
terhadap perilakunya sendiri. Kepercayaan diri
berkaitan dengan prestasi, kepercayaan diri muncul dengan persiapan yang baik, optimalisasi kemampuan diri, dan
latihan. Kemajuan sekecil apapun harus dihargai
dan terapis membantu klien menyingkirkan pikiran-pikiran negatifnya, seperti
takut gagal atau dipermalukan. Bidang yang sangat membutuhkan kepercayaan diri adalah prestasi
olahraga dan akademis.
Mengingat terjadi beberapa fenomena mengenai
rendahnya prestasi siswa,
dan beberapa contoh penerapan hipnosis untuk
meningkatkan motivasi berprestasi siswa, maka perlu dilakukan penelitian-penelitian tentang
cara efektif yang dapat meningkatkan motivasi agar siswa mampu mencapai
prestasi. Selanjutnya Wong
dan Hakim (2009) menjelaskan bahwa kondisi hipnosis terjadi saat manusia berfokus
pada kondisi internal, yang dicapai pada pola gelombang
otak alpha atau lebih rendah.
Hipnosis dapat digunakan
dalam penanganan kasus-kasus sederhana, seperti membangkitkan motivasi berprestasi.
Lebih
lanjut Gunawan (Sumali dan kawan-kawan, 2008) menyatakan bahwa individu dapat langsung masuk ke pikiran bawah sadar tanpa harus terlebih
dahulu melewati filter mental yang ada di pikiran sadar. Pada saat hipnoterapis
berhubungan dengan pikiran
bawah sadar subjek, maka sugesti yang diberikan akan memiliki kekuatan
sembilan kali lipat dibandingkan dengan
situasi biasa.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.